Minggu, 21 Oktober 2012

0 Tawuran: Tradisi Lama Favorit Remaja

Bandung Pendidikan merupakan gerbang untuk mencerdaskan rakyat yang akan berpengaruh pada maju tidaknya suatu bangsa. Namun ternyata, saat ini dunia pendidikan di manapun dipenuhi dengan berbagai tumpukan masalah.

Masalah yang paling nyaring gaungnya di bangsa kita adalah persoalan tawuran antar pelajar yang tahun demi tahun terus menghiasi layar pendidikan kita.

Berita terbaru datang dari tawuran antara siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 6 dan SMAN 70 di bundaran Bulungan, Jakarta Selatan, Senin, 24 September 2012, yang menyebabkan seorang siswa SMA 6 tewas. (detik.com/25/9/2012)

Pandangan bahwa masa remaja merupakan masa yang labil, penuh dengan gejolak emosi dan mencari identitas diri sehingga banyak disalurkan dengan berbagai cara yang terkadang menyimpang, tidak bisa menjadi pelegalan atas perilaku remaja tersebut.

Berulangnya kejadian tawuran yang sama dan semakin marak di berbagai daerah mengindikasikan bahwa ada yang salah dengan dunia pendidikan kita serta lemahnya efek jera yang ditimbulkan oleh sanksi atau hukum yang diberlakukan.

Penyebab semua ini berawal dari landasan pendidikan kita yang tidak menjadikan Islam sebagai asasnya. Saat ini pendidikan lebih berorientasi pada manfaat materi dengan tujuan sekolah untuk bekerja.

Maka wajar jika output pendidikan saat ini melahirkan generasi yang jauh dari Islam. Padahal sesungguhnya Islam pun memiliki sistem pendidikan yang sempurna karena berasal dari Sang Pencipta, yang tujuannya adalah membentuk generasi berkepribadian Islam.

Iri rasanya kalau kita menilik sejarah ke belakang, ketika Islam masih dijadikan sistem kehidupan oleh pemerintah dan rakyatnya.

Imam Syafi'i yang sedari kecil sudah menjadi hafidz Quran dan diakui keilmuannya, Muhammad Al-Fatih yang menaklukan Konstantinopel ketika masih berumur 23 tahun, Salman Al Farisi, Mushab Bin Umair adalah segelintir orang yang banyak berkontribusi untuk agama, umat, dan negara pada masanya ketika mereka masih muda.

Akan sulit sekali kita dapati pemuda luar biasa seperti contoh diatas pada masa sekarang ini, ketika Islam masih menjadi pajangan, ketika budaya permissive masih dijadikan kebiasaan, dan ketika 'atas nama kebebasan' masih dijadikan landasan.

Hanya dengan penerapan syariat Islam secara total dalam bingkai Khilafah lah yang akan mampu melahirkan generasi pemuda yang berkualitas yang dicintai oleh umat dan agamanya dengan karya-karya emasnya sebagaimana sejarah masa dulu menorehkannya.

*Penulis adalah Mahasiswa Pendidikan Manajemen Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia


Sheila Nurazizah
Jl Papyrus Garden, Bandung
sheila_0707939@yahoo.com
08997727389

Lihat di (detiknews.com)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Forum Opiniku :) Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates