Minggu, 25 November 2012

0 Hijrah dari Jahiliyah Menuju Peradaban Gemilang

Baru beberapa hari kemarin kita telah memasuki tahun 1434 H, banyak umat Muslim yang merayakan datangnya tahun baru Islam ini. Tentu saja seharusnya tidak sekedar rutinitas diperingati setiap tahunnya.

Tapi kita juga harus tahu apa maksud Ummar bin Khaththab memberikan keputusan bahwa awal dari penanggalan tahun hijriyah ini adalah pada saat Rasulullah dan kaum Muslim hijrah ke Madinah.

Pada saat Rasulullah dan kaum Muslim hijrah ke Madinah, disitulah awal berdirinya Daulah Islam dan terbentuknya masyarakat Islam di Madinah.

Dari peristiwa ini, sudah sepatutnya kita renungkan dan refleksikan ke tatanan riil saat ini.

Keadaaan masyarakat modern saat ini dengan masyarakat pra hijrah itu memiliki kemiripan yaitu sama-sama jahiliyah, lebih tepatnya yaitu jahiliyah modern karena hanya bedanya pada masyarakat saat ini sudah maju dalam hal teknologi yang modern.

Mengapa bisa disebut jahiliyah modern? Karena salah satu ciri masyarakat jahiliyah dahulu itu adalah kehidupannya diatur dengan aturan dan sistem jahiliyah yaitu aturan dan sistem buatan manusia.

Pada masyarakat Quraisy, aturan dan sistem kemasyarakatan dibuat oleh para pemuka kabilah. Hal itu mereka rumuskan melaluli pertemuan para pembesar dan tetua kabilah di Dar an-Nadwah.

Kondisi yang sama persis juga berlangsung pada saat ini. Kehidupan diatur dengan aturan dan sistem buatan manusia, yang dibuat oleh para wakil rakyat yang berkumpul di gedung parlemen.

Akibat dari diterapkannya atau diaturnya kehidupan dengan aturan dan sistem buatan manusia akan membawa kita kepada kesengsaraan.

Masalah demi masalah kian hari semakin banyak dan tidak juga kunjung usai. Semuanya bisa kita rasakan sendiri di kehidupan saat ini. Oleh karena itu, saatnya kita hijrah dari sistem yang rusak kepada sistem dan aturan yang di ridhoi oleh Allah yaitu Islam.

Allah telah menciptakan manusia beserta seperangkat aturan-aturan untuk kehidupannya di dunia. Mengapa kita masih memakai aturan buatan manusia?

Seharusnya kita buang sistem jahiliyah modern saat ini dan menerapkan syariah Islam dalam bingkai Khilafah Islamiyah.


Nur Rahmi Fadhillah - Mahasiswi Pendidikan Agama Islam UPI

dimuat @detik.com
http://news.detik.com/read/2012/11/23/100512/2099094/471/hijrah-dari-jahiliyah-menuju-peradaban-gemilang

0 Refleksi Hari Pahlawan bagi Pemuda

UNTUK mengenang pertempuran Surabaya, 10 november diperingati sebagai hari Pahlawan di Indonesia. Pertempuran Surabaya merupakan peristiwa sejarah, perang antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Belanda di Kota Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol atas perlawanan Indonesia terhadap penjajahan.

Berbicara soal penjajahan, sudahkah saat ini kita benar-benar merdeka dari penjajahan? Menurut KBBI merdeka adalah bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya), berdiri sendiri, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu. Melihat dari definisi tersebut, dengan terpaksa kita harus mengatakan Indonesia belum merdeka. Mengapa?

Jika kita berkaca kebelakang, dulu negeri ini dijajah secara fisik oleh beberapa negara asing, yakni Belanda, Inggris, Portugis, dan Jepang). Sumber daya alam dikuasai penjajah, rakyat disiksa, dipaksa bekeja tanpa upah, dan tidak mendapatkan hak untuk berpendidikan.

Kondisi tersebut tidak jauh berbeda dengan saat ini, jika dilihat dari segi politik-pemerintahan masih disetir oleh dan untuk kepentingan asing. Buktinya, dalam bentuk kerjasama antara pihak asing dan pemerintah saat ini, pihak asing mampu menguasai Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia, bahkan SDA kita didominasi oleh pihak asing. Dari aspek sosial budaya sangat nampak jelas penjajahannya, mulai dari propaganda media massa tentang gaya hidup Barat, bahkan pemikiran-pemikiran Barat  yang jelas-jelas rusak justru berjamuran di Indonesia, seperti demokrasi, kapitalisme, HAM, pluralisme, dan liberalisme. Ini adalah cara yang sangat lembut, penjajahan bukan dengan fisik, tapi dengan pemikiran.

Penjajah saat ini menggunakan kapitalisme-sekuler sebagai alat penajajahan, dengan demikian untuk membebaskan diri dari penjajahan harus melepaskan diri dari sistem kapitalisme-sekuler. Oleh karena itu, sebagai pemuda Muslim, sudah saatnya kita menjadi prionir dalam perjuangan melawan “penjajahan” dengan cara ikut berjuang dalam perubahan sistem yang bercokol saat ini.

Mari kita campakkan sistem kapitalis-sekuler, ganti dengan sistem baru yang mampu memerdekakan kita semua. Tidak lain dan tidak bukan adalah sistem Islam dalam bingkai Daulah Khilafah. Saatnya pemuda mengambil peran dengan berjuang bersama-sama untuk mengganti sistem kapitalisme dan  menerapkan Islam.

Sahreva Kurniati

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung
 
 

Forum Opiniku :) Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates