Jumat, 21 Desember 2012

0 Pantaskah Wakil Rakyat Menyalahkan Rakyatnya?

"Orang miskin itu karena salahnya sendiri dia malas bekerja. Jadi bukan salah siapapun kalau ada orang miskin", kata ketua MPR RI (waspada.co.id, 9/7).

Sungguh, merupakan suatu kesimpulan yang tergesa-gesa. Kenyataannya, belum tentu orang yang miskin tersebut adalah orang yang malas bekerja.

Kita lihat saja bagaimana pemulung bekerja dari pagi hingga sore mengumpulkan barang bekas, namun tetap miskin. Petani yang sudah ke sawah dari subuh, namun masih sulit memenuhi kebutuhannya. Kuli bangunan yang bekerja dari pagi hingga sore, namun masih jauh dari kata berkecukupan.

Apakah mereka malas bekerja? Jawabannya tentu tidak, bahkan mungkin mereka jauh lebih rajin dari pada para wakil rakyat kita yang sering study tour ke luar negeri dan tidur di tengah rapat. Namun, mengapa mereka tetap miskin?

Sudah bukan hal yang aneh lagi di negeri ini bahwasannya kemiskinan dapat diwariskan. Ketika seorang bapak hidup sebagai pemulung, maka kemungkinan besar anaknya juga seorang pemulung.

Pendidikan yang mahal menjadikan banyaknya anak negeri ini yang tidak dapat mengenyam bangku pendidikan ataupun yang putus sekolah. Akibatnya, tak ada pilihan bagi mereka selain mengikuti profesi orang tuanya.

Di sisi lain, kekayaan alam yang sudah seharusnya menjadi milik rakyat malah diberikan kepada asing. Tak hanya itu, pejabat pemerintahan dan wakil rakyat malah mencuri uang rakyat. Sedikit sekali usaha yang dilakukan untuk memperbaiki taraf hidup rakyat ini, jika dikatakan tidak sama sekali, seakan kemiskinan sudah menjadi suatu budaya yang harus dipertahankan.

Sudah menjadi keharusan bagi pemimpin untuk mengurusi urusan rakyatnya, termasuk mengentaskan kemiskinan, bukan malah menyalahkan rakyatnya.

Seorang pemimpin itu bagai pelayan bagi rakyatnya, bukannya penguasa. Sejarah telah memperlihatkan kepada kita, bagaimana Umar bin Khattab, pemimpin pada masa Islam, memanggul sendiri makanan untuk diberikan kepada sebuah keluarga yang miskin.

Beliau bertanggung jawab penuh atas kemaslahatan rakyatnya, bukannya malah menyalahkan mereka, tidak seperti pemimpin saat ini. Siapa yang tidak menginginkan pemimpin seperti beliau?

Sungguh, kepribadian yang terbentuk dalam diri beliau adalah hasil dari didikan pendidikan Islam dan pemerintahan yang beliau pimpin adalah pemerintahan yang jauh dari kata korupsi, yang mampu menyelesaikan berbagai permasalahan, yaitu pemerintahan Islam, khilafah Islamiyyah.


Atifa Rahmi - Mahasiswi Pendidikan Kimia UPI
dimuat @ detik.com

http://news.detik.com/read/2012/07/19/105359/1969288/471/pantaskah-wakil-rakyat-menyalahkan-rakyatnya

0 komentar:

Posting Komentar

 

Forum Opiniku :) Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates